Teknik Manajemen Risiko Kripto yang paling Kuat

caileak.com – Teknik Manajemen Risiko Kripto yang paling kuat. Sementara perdagangan crypto menawarkan potensi keuntungan yang tinggi, pedagang harus belajar untuk meminimalkan risikonya. Beberapa teknik manajemen risiko berikut mungkin bisa menjadi rekomendasi yang baik untuk para trader. Cryptocurrency telah menjadi salah satu instrumen perdagangan paling populer saat ini. Hal ini karena diyakini bahwa aset kripto dapat menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan aset lainnya. Namun, potensi keuntungan yang besar berbanding lurus dengan tingginya risiko yang ditawarkan. Oleh karena itu, trader disarankan untuk memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen risiko. Nah, berikut adalah beberapa teknik manajemen risiko crypto yang bisa menjadi referensi bagi para trader pemula.

Teknik Manajemen Risiko Kripto yang paling kuat

Aturan Kerugian 1%

Sebagai permulaan, salah satu teknik manajemen risiko crypto yang paling mudah diterapkan adalah aturan 1%. Secara umum, aturan ini membatasi jumlah modal yang dialokasikan untuk berdagang atau berinvestasi dalam mata uang kripto. Misalnya, jika seorang trader memiliki modal $10.000, ia hanya perlu membatasi kerugiannya hingga maksimal 1% dari $10.000, yaitu kira-kira $100.

Dengan menggunakan aturan kerugian 1%, total kerugian maksimum yang dapat dialami seorang trader hanya $100 per posisi perdagangan. Aturan praktis 1% sangat penting bagi pedagang mata uang kripto karena pasar mata uang kripto sangat fluktuatif.

Menerapkan Rasio Risiko / Imbalan

Teknik manajemen risiko selanjutnya adalah dengan memperhatikan tingkat risk to reward atau lebih tinggi dari risk to reward ratio.

Menurut beberapa ahli, rasio risk/reward yang baik adalah 1:1 atau lebih tinggi. Oleh karena itu, pengembalian yang diterima harus sama atau melebihi risikonya.

Stop Loss dan Take Profit adalah dua elemen penting dari manajemen risiko untuk cryptocurrency ini. Biasanya, trader pertama-tama mencari stop loss, lalu mencapai level harga dalam rasio risiko/imbalan untuk mencapai take profit yang sempurna.

Teknik rata-rata biaya dolar (DCA)

Salah satu teknik manajemen risiko yang banyak digunakan adalah Dollar Cost Averaging atau lebih dikenal dengan DCA. Teknik ini merupakan cara membeli aset kripto dengan jumlah pembelian yang sama secara rutin. Terlepas dari harga aset pada saat itu. Contoh: Trader A berkomitmen untuk investasi Bitcoin tahunan sebesar Rp 150.000 setiap hari Senin. Kemudian Trader A akan menyisihkan Rp 150.000 setiap hari Senin untuk membeli Bitcoin dengan harga berapa pun pada saat pembelian. Teknik DCA biasanya menjadi pilihan pertama bagi pedagang crypto selama pasar bearish. Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengurangi risiko investasi yang timbul dari pergerakan harga aset kripto jangka pendek. Namun, fokus utama dari metode ini adalah hasil jangka panjang.

Diversifikasi Aset

Strategi alternatif lain yang dapat digunakan pedagang untuk mengurangi risiko kripto adalah diversifikasi. Pada dasarnya, diversifikasi adalah strategi memperluas portofolio investasi ke dalam beberapa mata uang digital yang berbeda. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko penurunan aset tertentu. Oleh karena itu, risiko berinvestasi pada satu jenis aset kripto tidak terkonsentrasi. Distribusi aset yang dibeli untuk tujuan diversifikasi tentu bisa berbeda.

Melakukan DYOR

Lakukan riset Anda sendiri, yang dikenal sebagai DY, atau fokus pada analitik. Dalam hal ini, setiap pedagang atau investor crypto disarankan untuk menganalisis dan mempelajari pasar crypto dan aset yang diperdagangkan dengan cermat, dan membuat keputusan berdasarkan temuan mereka sendiri. Langkah ini biasanya efektif untuk mengurangi risiko kecurangan yang biasanya muncul dari faktor eksternal.